Senin, 19 November 2018

Cerpen DON'T SKIP ANY STEP by Anggun Afril Q.


DON'T SKIP ANY STEP
by Anggun Afril Q.

    
            Sambil menatap langit langit bertabur awan, ia berbaring beralaskan rumput hijau yang ramah dan pikirannya terus berjalan menjelajahi memori masalalu, ia gunakan memori tersebut untuk mendapatkan referensi atas persoalan  yang selama ini belum bisa ia pecahkan. Teringat dulu, saat ia masih duduk di bangku SD yang mempunyai cita cita menjadi seorang super hero yang punya niat mulia membantu orang orang dengan gagahnya. Kemudian setelah ia naik ke tingkatan SMP cita citanya masih ingin menjadi superhero, barulah ditingkat SMA ini cita citanya berubah yaitu ingin menjadi pelatih superhero, bercanda, ia akan mengikuti mandat sang supermama untuk melanjutkan pendidikan di bidang kedokteran. Dia tidak akan menolak, bukan hanya baktinya terhadap orang tua akan tetapi karena ia juga tertarik dan merasa tertantang pada bidang tersebut.     

     Bobby...bob.. keluarlah, makan dulu sebelum ke masjid. Suara lembut supermama menyadarkan dirinya dari zona jelajah hidupnya. Sebagai anak yang terbiasa baik dan sopan, bobby menjalankan perintah super mama tercintanya. Ia makan dan pergi ke masjid untuk mendapat damai dan ketenangan meninggalkan segala keabsurdban dunia. bersama kawan kawan yang bukan sekedar kawan, selama kurang lebih 3 jam menjalani kegiatan rutin penuh makna tersebut, bobby kembali kerumah,  untuk menyelesaikan segala tugas sekolah demi kelangsungan hidup mulianya.
    Ia terbiasa memperdulikan segala hal hingga bisa dikatakan bobby adalah anak yang teratur dan terkendali. Saat bosan belajar melanda, ia mencari hal lain misalnya memainkan game offline, baca meme lucu dan membayangkan bagaimana jika patrick dan spongebob ia undang kedalam zona jelajah hidupnya sehingga memberikan ide ide brilian dari otak mereka.               
Kemudian setelah sikat gigi dan membagusi letak bukunya bobby menyerahkan seluruh tubuhnya di atas kasur beraroma forest andalannya. Tapi sebelum terlelap ia tak mau lupa untuk berdoa agar nanti saat tidur ia tidak bertemu kecoa atau kodok dan ia berharap agar bisa menjadi hulk meski hanya di dunia mimpi.                
  Bobby jarang bangun karena alarm, biasanya ia langsung mendengar kumandang azan subuh di masjid dekat rumahnya. Sehingga bisa segera melaksanakan ibadahnya di masjid dan baru akan kembali saat harus bersiap kesekolah. Hari itu hari selasa biasa, sampai disekolah langsung mengikuti apel pagi sekitar 10-15 menit dari guru yang berpiket, dan setelah di bubarkan seluruh siswa menuju kelas masing masing.

   Saat bobby berjalan menuju kelas ia tak sengaja bertabrakan dengan seorang siswi yang terlihat terburu buru sambil kerepotan mengurus tasnya yang terbuka, siswi tersebut langsung saja berlalu setelah memungut pulpennya yang jatuh sambil berkata sorry sorry.    Bobby malah masih terpaku menatap keheranan pada sikap siswi tersebut, pikirnya anak itu sedang ketinggalan antrean tandatangan album terbaru artis idolanya. Beberapa detik kemudian saat hendak menuju kelas bobby melihat sebuah buku kecil bersampul merah maroon dan langsung saja memungutnya seraya berjalan ke kelas. Ia tidak sempat membuka dan meneliti pemilik tapi tebaknya itu adalah buku si anak yang ketinggalan antrean tadi.         
      Sepulang sekolah barulah ia dapat memikirkan buku tersebut setelah mengerjakan kegiatan biasa seperti makan, mandi, solat dan nonton. Ia sebernarnya tak begitu penasaran pada buku kecil itu karena memang tak terlihat menarik, tapi tetap saja harus ia kembalikan kepada pemilik yang mungkin sangat memerlukan. Bobby langsung saja membuka lembar pertama, sambil tertawa ia berkata "ini apa, tulisannya masyaalloh, sengaja kali ya. Kreatif, hebat, respect, haha..". Di lembar pertama isinya cakaran tak berujung, entah di tulis sengaja atau lagi kesel atau memang kualitas tulisannya jelek.        
Ia meninggalkan sejenak buku itu karena tak tahan menahan lawakan sederhana nya, kemudian kembali melihatnya sebelum tidur, "mungkin identitas ada di akhir buku kan.." dan ia pun mencari nama pada lembar akhir tapi tetap tidak ketemu, malah gambar kucing beserta suaranya yang ia lihat. "Masa harus ku buka satu persatu lembaran buku ini?, Sudahlah aku tak perduli" keluh bobby sambil kemudian meletakkan buku itu di rak atas, dan tiba tiba terjatuh selembar kertas yang berisi gambaran, bobby memungut dan menelaah gambaran itu, "Gambarannya ga buruk, ini hasil tangannya? Beda sekali dengan cakaran halilintar di depan.." komentar bobby kemudian berlanjut pada penelitian siapa orang dalam gambaran tersebut, karena terlihat tak asing ia mencoba memastikan, "badan tinggi proporsional, pake topi hingga mata tak nampak, t-shirt gombrang lengan pendek, celana cingkrang dan sepatu sport yang ku kenal. Kalau tebakanku benar, aku harus ngomong apa? Aku benar benar tak mengerti" Belum sempat ia lontarkan tebakan, sudah ia temuakan petunjuk yang sangat jelas, BOBBY tertulis dengan huruf hijayyah yang ia mengerti. Bobby kemudian memutuskan untuk bergegas tidur dan meninggalkan sejumlah pertanyaan yang belum siap ia telusuri.     

       Besoknya saat di sekolah, ia mencoba memperhatikan squine, siswi terburu-buru kemaren, yang ia pikir adalah si pemilik buku. Tapi bobby malah lebih dulu merasa telah di perhatikan, dan ia mengingat, tidak sekali ini saja, dulu pun tak jarang, hanya saja ia tak memeperdulikan karena memang ia tak pernah merasa terggangu.
Demi alasan kenyamanan bersama bobby terpaksa mencari di inti buku, di setiap lembar, memastikan buku ini benar milik squinne, sekaligus menyadari kata pepatah "dont judge the book by the cover" karena benar buku kecil itu punya banyak hal menarik yang tak terlihat bila dari sampul. Sambil bersandar di ranjang kamarnya, ia sesekali tertawa meskipun kadang bingung dengan pembahasan buku tersebut. Ia menyimpulkan bahwa buku penting itu adalah cara pemilik untuk berbicara sesuka hati tanpa pikir seseorang akan terluka atau malah bosan terhadap topiknya. "Dia merasakan banyak hal disini, dia pernah kecewa, marah, putus asa lalu bangkit sendiri, dan tertawa bahagia serta bersyukur." Seperti itu Komentar bobby saat membaca. Bobby menyadari ada yang unik pada setiap tulisan di buku tersebut, tak ada nama, yang ada hanya tanggal dan emoticon senyum yang  garis senyumnya membentuk huruf U sempurna.                          
       Saat apel pulang berakhir, bobby berpapasan dengan squinne yang sengaja memanggilnya untuk mengatakan sesuatu, ia langsung menyadari topik apa yang akan dibahas tapi ia membiarkan squinne menjelaskan. "Kamu lihat buku kecil bersampul maroon? Saya bertanya sama kamu karena waktu itu mungkin jatuh saat berpapasan" tanya squinne lalu bobby menjawab "oo jadi buku itu benar punyamu?". "Kenapa?, Sudah kamu buka yah?" "Maaf untuk mengetahui pemilik harus dengan cara membuka kan?" Squinne terlihat menarik napas panjang lalu berkata "Kalau begitu kembalikan." Bobby malah membalas "didalam terselip gambar, ada namanya dan..." Tak habis bobby bicara, squinne langsung memotong kalimatnya dan berkata "jangan bilang kamu sudah baca seluruh isinya?" Percakapan itu langsung berakhir karena bobby ditarik oleh bonang temannya, "kita lanjutkan besok!!" Kata bobby sambil kesusahan karena ditarik oleh temannya, sementara Squine hanya terpaku menatap bobby dengan segala ucapan yang dia tahan.

Sampai dirumah, bobby membuka buku itu lagi dan membaca lembar yang aneh, tulisannya tentang seorang anak pada gambar terselip itu, yang tak lain adalah dirinya, bobby tak menyangka bisa diperhatikan oleh seseorang, terlebih lagi pada orang yang ia sadari keberadaannya. Besoknya, squine kembali menanyakan bukunya namun bobby memutuskan untuk lebih meneliti buku itu dan juga squine, artinya ia menahan sementara buku itu sampai squinne menjelaskan tentangnya. Ia tak mungkin membiarkan rasa penasarannya terus menggantung sehingga ia merasa harus melanjutkan percakapan di forum chat, dan ia terus saja penasaran tanpa tahu bagaimana rasanya menjadi squine yang Kepergok mengagumi seseorang diam diam, dengan sedikit senang dan banyakan bingung bagaimana harus bersikap, siapa tahu squinne sekarang lagi jungkir balik, koprol, kayang, atau sedang meniru gaya bulldoser lantaran situasi tak terduga yang baru saja ia alami.   

  Merasa nyaman dengan keberadaan squinne, bobby mengharapkan bahwa ia bisa berkawan baik dengan nya, bobby bahkan tak sungkan untuk mengeluh, curhat atau sekedar mengomentari hal hal yang kurang penting. Namun ada hal yang paling mengasikkan bagi bobby yaitu Bercanda dengan mengancam squinne menggunakan buku kecilnya, bayangkan bagaimana nasib squine kalau bobby membongkar tulisannya mengenai semua gambaran dan komentarnya terhadap seluruh teman kelasnya, penilaian aneh squine pada setiap insan yang berhubungan dengannya, terlebih lagi penilaian squine yang mengatakan bahwa bobby adalah anak tak dikenal yang rese, tak tahu diri dan menyusahkan, bahkan bayangannya sangat menggangu, sekali ia tersenyum maka dunia bikini bottom akan hancur, apalagi kalau sampai bobby memanggil namanya, ia tak tahu patrick akan sekonyol apa jadinya. Sejauh ini, bobby telah menyebut nama squinne dua kali dan tersenyum tiga kali, entah bagaimana kabar bikini buttom sekarang.

      Sudah beberapa minggu, squinne jarang mau menanggapi bobby dan sekaligus membuatnya bingung. Ia sampai memberikan sesi khusus dalam jelajah pikirannya, mencari tahu apakah ia sudah keterlaluan dan banyak membuat salah, apakah kemarin squinne tidak anggap ia temannya?, kemudian bobby mencari segala alasan sendiri untuk buat pikirannya tenang, membuang segala kekhawatirannya kalau kalau pertemanan yang baru saja ia mulai akan diakhiri tanpa siar siar dan alasan.

Saat itu pun bobby mengambil buku squinne dan menulis di lembar kosong buku tersebut "baru baru ini aku menyadari kamu itu mirip denganku, pengganggu pikiran orang, rese dan menyusahkan, ingat jangan pernah menatap kalau tak ingin melihat hulk jadi shy shy cat, apalagi kalau sampai lambaikan tangan sambil senyum niscaya gunung pablo akan meletus" ia terterakan juga gambar patrick sebagai squnne. Buku tersebut ia letakkan kedalam tas untuk dikembalikan pada pemilik.

     Pagi hari yang cerah datang namun ia tak sempat merasakan apa apa, baik makanan maupun firasat, yang ia pikirkan bagaimana agar cepat sampai kesekolah dengan waktu sangat sedikit. Jalanan menuju sekolahnya memang sudah setiap hari ia lalui, hanya saja entah mengapa perasaannya jadi gugup, hingga tak di sangka ia hampir menyerahkan jiwa dan raganya pada maut. Seperti sebuah adegan di film heroik, squinne yang entah dari mana, bagai malaikat dengan sigapnya menarik tubuh bobby yang seperti tak sadar terus melangkah menyebrangi jalanan dengan truck melesat didepannya. Karena situasi yang tak di inginkan itu, membuat mereka terdiam sejenak, hening, hingga mereka seperti dapat mendengar debaran jantung masing masing yang sedang melaju cepat , squinne malah terlihat lebih shock dibandingkan bobby, tangannya gemetar, dan bahkan air matanya menetes. Bobby hendak berterima kasih tapi jadi kebingungan melihat squinne sehingga ia hanya bisa berkata maaf. Squinne memalingkan wajahnya mencoba menutupi air matanya yang semakin deras mengalir "kita sudah terlambat, pagar telah terkunci" bobby sadar squinne sedang mengalihkan keadaan shocknya "maaf untuk itu, lebih baik kita tenangkan dulu perasaanmu." Bobby mengajak squinne duduk di bangku bawah pohon tak jauh dari tempatnya, dan membawakannya air mineral dari minimarket terdekat.

   Bobby menunggu squinne sedikit tenang untuk memulai percakapan tapi ia pun bingung harus mulai dari mana,
"kenapa membahayakan diri sendiri? Alhamdulillah kamu masih di qodar sehat walafiat," kata squinne yang lebih dulu berbicara.
"Iya alhamdulillah, terima kasih telah menarikku, maaf membuatmu menangis karena shock."  Jawab bobby lega melihat squinne sudah lebih tenang,
"Maafmu akan ku terima jika kamu mau berjanji untuk tidak mengulangi kecerobohanmu itu"
"Oke! Aku berjanji! Tapi btw kamu sedikit bicara kalau berhadapan langsung, cemen beraninya hanya depan hape haha bercanda!"
"Hooh, see how funny you are.., baru liat cewek nangis aja udah kaya squidword kehilangan clarinetnya, haha"
Mereka berhasil menenangkan pikiran mereka, dengan saling melontarkan candaan hingga tak terasa matahari sudah mulai menyengat wajah mereka. Bobby memutuskan untuk mengantar squinne pulang meski sebelumnya menolak tapi bobby memohon demi keselamatan dan kewajibannya sebagai gentle man.         
        
Semakin hari bobby merasa squinne adalah teman yang wajib ia pertahankan, teman yang membuatnya gugup saat berhadapan bahkan saat memikirkannya. Hingga terkadang ia punya pikiran untuk memiliki status khusus seperti orang-orang. Meskipun ia tahu betul squinne tidak menginginkannya dengan alasan yang mulia, itulah mengapa rasa suka squinne hanya ia pendam dalam buku, dan apa gunanya buku itu sekarang, semuanya telah ia ketahui.   

Sambil berbaring ia kembali masuk dalam area nyaman dan terpencil miliknya lalu menjelajah untuk menenangkan segalanya. "Aku belajar banyak darimu squinne, kau sungguh keren, kita memang anak remaja yang penuh warna yang diberi cobaan dimana mana. Aku sempat bingung dengan keluargaku yang terkadang sulit mengerti keadaanku, tapi dengan segala kekurangannya, keluarga tetap rumah kita sepanjang masa, kalau bukan saat ini kapan lagi kita belajar dan menikmati sensasi itu. Tempat kita berlagak gila dan aneh satu satunya adalah area sahabat, jangan takut kecewa karena tanpa kita sadari, batin kita telah satu jika sudah saling percaya, bersama orang orang yang mempunyai beragam bentuk masalah juga, kita bisa saling menguatkan. Persoalan dan Masalah hidup kedepannya tak harus kita selesaikan sekarang, karena waktu tanpa disuruh pun akan membantu, kita hanya perlu menjalaninya satu persatu tanpa melangkahi atau melangkari tingkatan anak tangga kehidupan yang ada, karena sangat sulit untuk memulai kembali atau bahkan tidak mungkin. Aku menjadi tahu kenapa tuhan memberikan kita cinta mulai dari remaja, agar kita banyak mempelajari sebelum waktunya tiba. Memfokuskan pada hanya satu keasikan sama saja mubasir waktu, jangan ikuti ego labil kita, sejalan dengan teori kakekku Albert Einstein *more the knowledge lesser the ego, lesser the knowledge more the ego.*

Kau sudah terlanjur jadi temanku squinne, teman masa depan, tak perlu ikatan khusus kau akan ku jaga sama seperti keluarga dan sahabatku. Kau tahu? Memendam rasa sensasinya lebih menantang dari rollercoaster terekstrem di dunia."         

      Saat bobby kelelahan dan memutuskan untuk rehat sejenak, tiba-tiba spongebob datang di hadapannya sambil tertawa, disusul Patrick yang langsung membacakan puisi emasnya yang berbunyi *roses are blue, violets are red, i have to go the bathroom* saat asik tertawa ia tersadar, bahwa sebelum tidur harusnya ia ke kamar mandi terlebih dahulu lalu berdoa.

                              
                                  
                                                            *****

3 komentar:

  1. Menurut ingatan saya, masih ada satu kata yang kurang saat saya baca ini. Lupa laporan sama pak guru, hehe..

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Saya pernah tambahkan kata "tak" waktu baca di depan pa hehe..

      Hapus

Mengelola Informasi dalam Ceramah

 BAB III 1. Mengelola Informasi dalam Ceramah          Pernahkan kamu mendengar ceramah?          Apakah kamu suka ketika mendengar ceramah?...