Minggu, 18 Oktober 2020

Menikmati Novel Bahasa Indonesia Kelas XII

 A. Menafsir Pandangan Pengarang Terhadap Kehidupan

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1.    Menangkap maksud pengarang terhadap kehidupan dalam novel

2.    Menerangkan maksud pengarang terhadap kehidupan dalam novel.


       Pernahkah kamu membaca novel? Apa yang kamu dapatkan setelah membaca novel tersebut? Jika dicermati, novel-novel tersebut menceritakan kehidupan yang ada kaitannya dengan latar sosial budaya pengarang. Salah satu novel yang akan kamu pelajari adalah trilogi Ronggeng Dukuh Paruk. Sebaiknya kamu baca novel tersebut secara keseluruhan agar kamu tahu bagaimana ceritanya.

        Di dalam novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, kita akan menemukan nilai-nilai sosial budaya yang dialami oleh pengarang dalam kehidupannya. Nilai-nilai sosial budaya didasari dari lingkungan pengarang yang lahir dan tinggal di daerah tersebut.


Ronggeng Dukuh Paruk

Karya Ahmad Tohari

            Sebelas tahun yang lalu ketika Srintil masih bayi. Dukuh Paruk yang kecil basah kuyup tersiram hujan lebat. Dalam kegelapan yang pekat, pemukiman terpencil itu lengang, amat lengang. Hanya tangis bayi dan lampu kecil berkelip menandakan pedukuhan itu berpenghuni. Tak ada suara kecuali suara kodok. Bangsa reptil itu berpesta pora, bertunggangan dan kawin. Besok pagi, hasil pesta mereka akan tampak. Kodok betina meninggalkan untaian telur yang panjang. Katak hijau menghimpun telurnya dalam kelompok yang terapung di permukaan air. Katak daun menyimpan telurnya pada gumpalan busa yang melekat pada ranting semak-semak.

             Seandainya ada seorang di Dukuh Paruk yang pernah bersekolah, dia dapat mengira-ngira saat itu hampir pukul dua belas tengah malam, tahun 1946. Semua penghuni pedukuhan itu telah tidur pulas, kecuali Santayib, ayah Srintil. 

         Dia sedang mengakhiri pekerjaannya malam ini. Bungkil ampas minyak kelapa yang telah ditumbuk halus dibilas dalam air. Setelah dituntas kemudian dikukus. 

            Turun dari tungku, bahan ini diratakan dalam sebuah tampah besar dan ditaburi ragi bila sudah dingin. Besok hari pada bungkil ampas minyak kelapa itu akan tumbuh jamur-jamur halus. Jadilahtempe bongkrek. Sudahsejak lama Santayib memenuhi kebutuhan orang Dukuh Paruk akantempe itu. (sumber: Ronggeng Dukuh Paruk)

1.    Kutipan novel tersebut menceritakan pandangan pengarang terhadap kehidupan di Dukuh Paruk yang masih terbelakang, seperti kebodohan dan kemiskinan. Kehidupan tersebut diungkapkan pengarang dengan cara yang menarik.

         Untuk dapat menangkap maksud pengarang terhadap kehidupan dalam novel sebaiknya kita mengumpulkan informasi dari kutipan yang kita bahas sebelumnya. Nah, berikutnya bacalah artikel tentang "Penciptaan Ronggeng Dukuh Paruk", untuk memudahkan kita memperoleh data latar sosial budaya yang terdapat dalam novel kaitannya dengan pengarang.

Penciptaan Ronggeng Dukuh Paruk

             Ronggeng Dukuh Paruk adalah novel yang ditulis oleh Ahmad Tohari. Ahmad Tohari yang lahir pada tanggal 13 Juni 1948 di Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah. Ahmad Tohari lahir dari keluarga santri, Ayahnya seorang kiyai dan ibunya pedagang kain. Dalam Ensiklopedia Sastrawan Indonesia Modern disebutkan ia lahir dari keluarga yang tidak kekurangan namun lingkungan masyarakat di sekitar mengalami kelaparan.

            Novel ini bercerita tentang kisah cinta antara Srintil, seorang penari ronggeng, dan Rasus, teman sejak kecil Srintil yang berprofesi sebagai tentara. Ronggeng Dukuh Paruk mengangkat latar Dukuh Paruk, desa kecil yang dirundung kemiskinan, kelaparan, dan kebodohan. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini adalah tahun 1960-an yang penuh gejolah politik.

            Pada penerbitan pertama, novel ini terdiri atas tiga buku (trilogi), yaitu Catatan Buat Emak, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jantera Bianglala. Novel ini telah diadaptasi ke dalam film Darah dan Mahkota Ronggeng (1983) dan Sang Penari (2011). Pada 2014, Ronggeng Dukuh Paruk diterbitkan dalam bentuk audio menggunakan suara Butet Kartaredjasa.

Sumber: https://id.wikipedia.org

            Setelah membaca kutipan novel dan artikel di atas, kita akan menemukan banyak informasi mengenai hubungan pengarang dengan cerita yang ditulisnya, seperti "Ronggeng Dukuh Paruk adalah sebuah novel yang ditulis oleh penulis Indonesia asal Banyumas.

Untuk mengukur pemahamanmu cobalah mengumpulkan informasi yang kamu dapatkan dari kutipan novel dan artikel di atas.

Daftar Pustaka: Suryaman, Maman dkk.2018.Bahasa Indonesia. Jakarta:Macanajaya Cemerlang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengelola Informasi dalam Ceramah

 BAB III 1. Mengelola Informasi dalam Ceramah          Pernahkan kamu mendengar ceramah?          Apakah kamu suka ketika mendengar ceramah?...